Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau (Kepri), Wahyu Wahyudin menghadiri rangkaian kegiatan N219 Market Survey Flight dan berkesempatan menjajal langsung Pesawat N219 yang merupakan hasil karya anak bangsa di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang, Sabtu (17/06)
Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal menyebutkan kegiatan N219 Market Survey Flight merupakan salah satu upaya PTDI dalam melakukan proses komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri, yang tentunya juga dapat mendukung program transformasi ekonomi di Kepri, khususnya dalam peningkatan konektivitas wilayah, serta mendorong percepatan pembangunan daerah.
“Ini juga bagian dari komitmen kami untuk terus mengembangkan dan menghadirkan produk-produk yang inovatif, efisien dan handal untuk memperkuat ekosistem Defend ID,” kata Moh Arif Faisal.
Pesawat N219 merupakan hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN) yang pada tanggal 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada tanggal 10 November 2017 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden RI, Joko Widodo, hingga akhirnya berhasil memperoleh Type Certificate (TC) pada tanggal 22 Desember 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI, dengan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 44,69% yang kemudian akan terus ditingkatkan, sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan (spin-over) terhadap beberapa industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal industri maintenance/pemeliharaan.
Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk dapat mendukung pembangunan konektivitas dan aksesibilitas daerah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan) dengan kemampuan Short Take Off Landing di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal. Dalam pemanfaatannya, pesawat N219 dapat digunakan dengan berbagai konfigurasi sesuai kebutuhan pengguna, baik untuk angkut penumpang, logistik, maupun medical evacuation dan flying doctor.
Pesawat N219 memiliki berbagai macam keunggulan dibanding pesawat sekelasnya, diantaranya: 1) Cabin yang luas untuk menjamin kenyamanan penumpang; 2) Dilengkapi dengan Full Glass Cockpit untuk membantu mengurangi beban kerja pilot; 3) Wide Side Door untuk memudahkan proses loading/unloading kargo.
Wahyu mengatakan, akses transportasi bagi warga di Kepri harus ditingkatkan, terlebih jika pesawat yang disediakan jenis Amfibi.
“Saya juga mendorong agar pesawat yang didatangkan itu pesawat amfibi langsung. Mengingat wilayah Kepri 96 persennya itu kelautan,” kata Wahyu.
Menurutnya, jika Kepri memiliki pesawat jenis Amfibi untuk mengakses ke pulau-pulau, pertumbuhan ekonomi akan bangkit, terutama pertumbuhan ekonomi di daerah pesisir.
“Kalau ada, ekonomi akan meningkat. Saya juga sangat antusias jika pesawat ini ada, mengingat harga yang tak terlalu mahal dengan kapasitas 19 orang,” ucapnya.
Ia menyebut, jika Kepri memiliki pesawat Amfibi dengan nama Kepri Airlanes, akses tempuh ke daerah Serasan cukup dua jam dan tak perlu memakan waktu lama.
“Ini juga membuka peluang kerja untuk masyarakat sekitar. Kalau bisa, pilotnya nanti berasal dari putra putri Kepri. Insyaallah mereka mau untuk menyekolahkan, jika Pemprov Kepri jadi membeli pesawat tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Asosiasi General Aviasi Indonesia mengupayakan agar penerbangan pesawat pribadi dapat berkembang sehingga mendongkrak peningkatan pariwisata.
Ketua Asosiasi General Aviasi Indonesia, Marsekal Madya Hendri Alfiandri mengatakan, penerbangan di Indonesia saat didominasi pesawat komersial dan belum mewadahi sektor penerbangan pribadi.
Turut hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN RI/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, calon operator yang akan mengoperasikan pesawat N219, serta beberapa tamu undangan lainnya, didampingi Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan Dewan Komisaris PTDI